Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam, peninggalan-peninggalannya
shallallahu alaihi wasallam, Ahlulbaitnya shallallahu alaihi wasallam
dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali.
Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yang sejelas -
jelasnya, bahwa benda - benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau
mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah)
dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yang shalih, maka
sebagaimana diriwayatkan:
Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan berebutan
air bekas wudhunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (Shahih Bukhari
Hadits No. 186).
Allah swt menjelaskan bahwa ketika Yaqub alaihis salam dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf alaihis salam, maka ia pun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya : (berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA (QS. Yusuf : 93), dan pula ayat : MAKA KETIKA DATANG PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf alaihi salam) MAKA IA (Yaqub alaihi salam) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA (QS. Yusuf : 96). Ini merupakan dalil Alquran, bahwa benda atau pakaian orang-orang shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya.
Setelah Rasul shallallahu alaihi wasallam wafat maka Asma binti Abu bakar Asshiddiq ra menjadikan baju beliau shallallahu alaihi wasallam sebagai pengobatan, bila ada yang sakit maka ia mencelupkan baju Rasul shallallahu alaihi wasallam itu di air lalu air itu diminumkan pada yang sakit (Shahih Muslim hadits No.2069). Rasul shallallahu alaihi wasallam sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau: Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yang sakit pada kami, dengan izin Tuhan kami (Shahih Bukhari hadits No.5413), ucapan beliau shallallahu alaihi wasallam : demi air liur sebagian dari kami menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dengan izin Allah Ta'ala tentunya.
Sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dengan izin Allah pula tentunya, hadits ini menjelaskan bahwa Rasul saw bertabarruk dengan air liur mukminin bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pada hakikatnya seluruh alam ini membawa keberkahan dari Allah. Seorang sahabat meminta Rasul shallallahu alaihi wasallam shalat di rumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau shallallahu alaihi wasallam itu mushollah di rumahnya, maka Rasul shallallahu alaihi wasallam datang ke rumah orang itu dan bertanya: dimana tempat yang kau inginkan aku shalat?. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul shallallahu alaihi wasallam hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits No.1130)
Nabi Musa alaihi salam ketika akan wafat ia meminta di dekatkan ke wilayah suci di Palestina, menunjukkan bahwa Musa alaihi salam ingin di makamkan dengan mengambil berkah pada tempat suci (Shahih Bukhari hadits No.1274). Allah memuji Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Umar bin Khattab radliallahu anhu yang menjadikan Maqam Ibrahim alaihi salam (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim alaihi salam berdiri dan berdoa di depan kabah yang dinamakan Maqam Ibrahim alaihi salam) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firmanNya: Dan mereka menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat (QS. Al Imran : 97), maka jelaslah bahwa Allah memuliakan tempat hamba - hambaNya berdoa, bahkan Rasul shallallahu alaihi wasallam pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.
Diriwayatkan ketika Rasul shallallahu alaihi wasallam baru saja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul shallallahu alaihi wasallam, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata: aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti (Shahih Bukhari hadits No.5689), demikian cintanya para sahabat pada Nabinya shallallahu alaihi wasallam, sampai kain kafan pun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah di hadapan sakratulmaut, yaitu sebuah serangan pedang yang merobek perutnya dengan luka yang sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal-sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra). Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin di makamkan di sebelah Makam Rasul saw dan Abu Bakar ra, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu (di makamkan di samping makam Rasul shallallahu alaihi wasallam), (Shahih Bukhari hadits No.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra, kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam mempunyai arti yang sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin di sebelah kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahkan ia berkata: Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu.
Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah di tempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits No.469). Demikianlah keadaan para sahabat Rasul shallallahu alaihi wasallam, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad shallallahu alaihi wasallam tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap Sang Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul shallallahu alaihi wasallam shalat ditempat ini (Shahih Bukhari hadits No.480). Sebagaimana riwayat Saib ra: aku diajak oleh bibiku kepada Rasul shallallahu alaihi wasallam, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul shallallahu alaihi wasallam mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau shallallahu alaihi wasallam, lalu aku berdiri di belakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau shallallahu alaihi wasallam (Shahih Muslim hadits No.2345).
Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki
rambut Rasul shallallahu alaihi wasallam, maka ia berkata: Kalau aku
memiliki sehelai rambut beliau shallallahu alaihi wasallam, maka itu
lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya (Shahih Bukhari
hadits No.168). Demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi shallallahu
alaihi wasallamdi mata sahabat, lebih agung dari dunia dan segala
isinya. Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat
berebutan air bekas wudhu Rasul shallallahu alaihi wasallam dan mengusap
- usapkannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak
mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya
yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul shallallahu alaihi wasallam
lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka (Shahih Bukhari hadits
No.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits No.5521, dan pada
Shahih Muslim hadits No.503 dengan riwayat yang banyak). Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik sakratulmaut
ia yang memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul
shallallahu alaihi wasallam dan beberapa helai rambut Rasul shallallahu
alaihi wasallam, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol
itu disertakan bersamanya dalam kafan dan hanutnya (Shahih Bukhari
hadits No.5925)
Komentar