بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد
Terdapat
banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang
manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan
kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah.
Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian
mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering
diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah
kita lalui, dan apa bahan dasarnya :
نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ # أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ # أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ
Artinya
: "Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan?
Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang
menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (QS Al Waqi'ah :
57-59)
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut :
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut :
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang
yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa
bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar
selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu
sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak
memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi
yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang
hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad
ke-20.
Sumber
Komentar